Cari Blog Ini

22 Desember 2014

David C McClelland (May 20, 1917 – March 27, 1998)



Nama      : Riza Indri Sri Metami Barus
NIM         : 121301011



BAB I
PENDAHULUAN

   Pesta rakyat adalah dimana rakyat memilih pemimpinnya untuk memimpin. Namun terkadang dimana persaingan itu terjadi sangat ketat diantara peserta pemimpin yang ingin mencalonkan diri. Salah satunya adalah ketika pemilu yang diadakan pada tahun 2014 ini. Persaingan dua pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) semakin ketat. Hal itu terungkap dari hasil survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) terkait dengan persepsi dan perilaku publik terhadap elektabilitas capres-cawapres pada Pilpres 9 Juli lalu.

            Saat ini, tren pasangan capres Jokowi-JK saat ini cenderung negatif dan terus mengalami penurunan. Berbeda dengan pasangan Prabowo-Hatta yang trennya positif dan terus mengalami kenaikan. Kondisi ini mengingatkan pertarungan Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun lalu, dimana tren calon incumbent Fauzi Bowo atau Foke yang cenderung negatif berhasil dikalahkan dengan Jokowi yang trennya positif. Begitu juga pada Pilgub Jabar dimana tren Ahmad Heryawan (Aher) yang positif berhasil mengalahkan Dede Yusuf yang kecenderungannya negatif.

            Namun demikian, elektabilitas kandidat dapat dipengaruhi oleh black campaign atau kampanye hitam. Menurut dia, tindakan itu dapat menguntungkan lawan jika kampanye hitam tidak didasarkan oleh data-data yang kuat. “Sangat berpengaruh, karena masyarakat akan melihat siapa yang menyebarkan black campaign tersebut,” katanya.

Untuk menarik simpati suara mengambang tersebut, hal yang harus dilakukan timses adalah jangan menyebarkan black campaign, kerja keras melakukan pendekatan kepada masyarakat sesuai dengan sosial, budaya, agama, kampanye yang soft, program yang realistis, kemudian pemanfaatan media televisi dan media sosial untuk menarik simpati mereka yang umumnya secara ekonomi dan pendidikannya cukup tinggi.
Persaingan tersebut dapat kita kaitkan dengan teori David C. McClelland

BAB II
PEMBAHASAN

McClelland mengidentifikasikan 3 macam kebutuhan yang merupakan titik pusat pendekatannya terhadap motivasi. Kebutuhan berprestasi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik dan efisien, memecahkan masalah, mengutamakan tugas tugas yang kompleks. Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan untuk mengendalikan orang lain, mempengaruhi perilaku mereka, menjadi bertanggung jawab bagi mereka. Kebutuhan berafiliasi adalah keinginan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain.
David McClelland dan para peneliti lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan. McClelland, melalui riset empiriknya, menemukan bahwa para usahawan, ilmuwan dan professional mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata.
McClelland juga menemukan bahwa kebutuhan prestasi tersebut dapat dikembangkan pada orang dewasa. Orang-orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu :
  1. Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi ketrampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan, dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
  2. mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi risiko yang sudah diperhitungkan.
  3. mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
  4. mempunyai ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan organisasional.
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
(1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan
(3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.” Mengatasi kendala-kendala, Menurut McClelland, orang mendapatkan atau selalu mengembangkan kebutuhan tersebut sebagai suatu hasil dari pengalaman kehidupan individu. Selain itu, dia mengumpulkan masing masing kebutuhan dengan serangkaian preferensi karyawan tersendiri. Para capres dan cawapres didorong untuk mengakui kekuatan setiap kebutuhan dalam diri mereka sendiri dan dalam diri orang lain. Usaha selanjutnya dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang tanggap terhadap mereka. Orang yang tinggi dalam kebutuhan berprestasi.
Logikanya capres dan cawapres efektif dapat diharapkan akan tinggi dalam kebutuhan berprestasi. Ia memerlukan keinginan yang lebih luas yang juga berkaitan dengan kebutuhan akan kekuasaan dan afiliasi. Mereka menikmati dalam mengendalikan situasi dan diakui tanggung jawabnya. Seseorang yang lebih tinggi kebutuhan kekuasaannya lebih menyukai pemimpin yang melibatkan pengendalian atas orang lain, memiliki dampak pada orang dan peristiwanya, dan menyebabkan pengakuan dan perhatian publik.
McClelland membedakan 2 bentuk kebutuhan kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan “personal” adalah bersifat eksploitatif dan melibatkan manipulasi demi gratifikasi personal. Tipe kebutuhan kekuasaan ini tidak akan berhasil dalam manajemen. Sebaliknya, kebutuhan akan kekuasaan “sosial” merupakan sisi kekuasaan positif. Kebutuhan ini melibatkan penggunaan kekuasaan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial, kebutuhan yang diarahkan kepada sasaran kelompok atau tujuan organisasional bukannya kepada tujuan personal
Orang dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi akan mencari persahabatan, persetujuan sosial, dan memuaskan hubungan antar personal. Acuan karyawan mereka melibatkan keinginan khusus dalam karyawan yang melibatkan hubungan antar personal, karyawan yang memberikan persahabatan, dan membawa persetujuan sosial. McClelland yakin bahwa pemimpin yang tinggi kebutuhan berafiliasinya saja tidak bisa manjadi pemimpin yang baik. Keinginan untuk persetujuan sosial dan persahabatan dapat menyulitkan pembuatan keputusan manajerial. Eksekutif yang sukses, dalam pandangan McClelland, kemungkinan memiliki kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan sosial yang lebih besar daripada suatu kebutuhan berafiliasi yang kuat.              

Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
            Teori pengharapan menyatakan bahwa orang-orang termotivasi menjadi pemimpin karena ingin mendapatkan imbalan yang mereka inginkan dan bahwa mereka percaya bahwa mereka akan mempunyai peluang atau harapan yang masuk akal untuk meraihnya. Teori motivasi ini menyatakan bahwa orang-orang akan termotivasi bekerja untuk mendapatkan imbalan yang mereka inginkan . Individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat :
  1. Suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha merka akan mengarah ke prestasi tinggi
  2. Suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan
  3. Hasil-hasil tersebut akan menjadi pada keadaan seimbang dan akan menjadi penarik efektif bagi mereka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi yang dibagi menjadi faktos internal dan faktor eksternal. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu, antara lain,  Persepsi individu mengenai diri sendiri, seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk bertindak, Harga diri dan prestasi, faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi, Harapan, adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku, Kebutuhan, manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya, Kepuasan pemimpinan, suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
Faktor selanjutnya adalah faktor eksternal yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu, antara lain jenis dan sifat pekerjaan, dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud, Kelompok pemimpinan dimana individu bergabung, kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial, Situasi lingkungan pada umumnya, setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya, Sistem imbalan yang diterima (dapat disebut reward), reward merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai reward yang lebih besar. Sistem pemberian reward dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul reward.

BAB III
KESIMPULAN

Dengan demikian, ada korelasi antara teori prestasi dan teori pengharapan dengan motivasi menjadi pemimpin karena orang-orang yang berorientasi pada prestasi mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan mereka akan menjadikan prestasi tersebut sebagai suatu kebutuhan. Sesuai teori dari McClelland yang dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Sedangkan teori pengharapan menyatakan bahwa orang-orang termotivasi menjadi pemimpinan karena ingin mendapatkan imbalan yang mereka inginkan dan percaya bahwa mereka akan mempunyai peluang atau harapan yang masuk akal untuk meraihnya.









Daftar Pustaka
madarsana.blogspot.com/2012/10/teori-motivasi-mcclelland.htmlhttp://madarsana.blogspot.com
Schultz dan Schultz. 2005. Theories of Personality