Nama : Riza Indri Sri Metami Barus
NIM :
121301011
BAB I
PENDAHULUAN
Pesta
rakyat adalah dimana rakyat memilih pemimpinnya untuk memimpin. Namun terkadang
dimana persaingan itu terjadi sangat ketat diantara peserta pemimpin yang ingin
mencalonkan diri. Salah satunya adalah ketika pemilu yang diadakan pada tahun
2014 ini. Persaingan dua pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko
Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) semakin ketat. Hal itu terungkap dari hasil
survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) terkait
dengan persepsi dan perilaku publik terhadap elektabilitas capres-cawapres pada
Pilpres 9 Juli lalu.
Saat ini, tren pasangan capres Jokowi-JK saat ini cenderung negatif dan terus mengalami penurunan. Berbeda dengan pasangan Prabowo-Hatta yang trennya positif dan terus mengalami kenaikan. Kondisi ini mengingatkan pertarungan Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun lalu, dimana tren calon incumbent Fauzi Bowo atau Foke yang cenderung negatif berhasil dikalahkan dengan Jokowi yang trennya positif. Begitu juga pada Pilgub Jabar dimana tren Ahmad Heryawan (Aher) yang positif berhasil mengalahkan Dede Yusuf yang kecenderungannya negatif.
Namun demikian, elektabilitas kandidat dapat dipengaruhi oleh black campaign atau kampanye hitam. Menurut dia, tindakan itu dapat menguntungkan lawan jika kampanye hitam tidak didasarkan oleh data-data yang kuat. “Sangat berpengaruh, karena masyarakat akan melihat siapa yang menyebarkan black campaign tersebut,” katanya.
Untuk menarik simpati suara mengambang tersebut, hal yang harus dilakukan timses adalah jangan menyebarkan black campaign, kerja keras melakukan pendekatan kepada masyarakat sesuai dengan sosial, budaya, agama, kampanye yang soft, program yang realistis, kemudian pemanfaatan media televisi dan media sosial untuk menarik simpati mereka yang umumnya secara ekonomi dan pendidikannya cukup tinggi.
Persaingan
tersebut dapat kita kaitkan dengan teori David C. McClelland
BAB II
PEMBAHASAN
McClelland mengidentifikasikan 3
macam kebutuhan yang merupakan titik pusat pendekatannya terhadap motivasi.
Kebutuhan berprestasi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih
baik dan efisien, memecahkan masalah, mengutamakan tugas tugas yang kompleks.
Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan untuk mengendalikan orang lain,
mempengaruhi perilaku mereka, menjadi bertanggung jawab bagi mereka. Kebutuhan
berafiliasi adalah keinginan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang
hangat dan bersahabat dengan orang lain.
David McClelland dan para peneliti
lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara kebutuhan berprestasi
dengan prestasi dan sukses pelaksanaan. McClelland, melalui riset empiriknya,
menemukan bahwa para usahawan, ilmuwan dan professional mempunyai tingkat
motivasi prestasi di atas rata-rata.
McClelland juga menemukan bahwa
kebutuhan prestasi tersebut dapat dikembangkan pada orang dewasa. Orang-orang
yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang
dapat dikembangkan, yaitu :
- Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi ketrampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan, dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
- mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi risiko yang sudah diperhitungkan.
- mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
- mempunyai ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan organisasional.
Menurut McClelland karakteristik
orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
(1) sebuah
preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2)
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya
mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran
misalnya; dan
(3) menginginkan
umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan
mereka yang berprestasi rendah.
Dari McClelland dikenal tentang
teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang
menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi. Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit.
Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau
ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin,
sesuai kondisi yang berlaku.” Mengatasi kendala-kendala, Menurut McClelland,
orang mendapatkan atau selalu mengembangkan kebutuhan tersebut sebagai suatu
hasil dari pengalaman kehidupan individu. Selain itu, dia mengumpulkan masing
masing kebutuhan dengan serangkaian preferensi karyawan tersendiri. Para capres
dan cawapres didorong untuk mengakui kekuatan setiap kebutuhan dalam diri
mereka sendiri dan dalam diri orang lain. Usaha selanjutnya dapat dilakukan
untuk menciptakan lingkungan kerja yang tanggap terhadap mereka. Orang yang
tinggi dalam kebutuhan berprestasi.
Logikanya capres dan cawapres
efektif dapat diharapkan akan tinggi dalam kebutuhan berprestasi. Ia memerlukan
keinginan yang lebih luas yang juga berkaitan dengan kebutuhan akan kekuasaan
dan afiliasi. Mereka menikmati dalam mengendalikan situasi dan diakui tanggung
jawabnya. Seseorang yang lebih tinggi kebutuhan kekuasaannya lebih menyukai pemimpin
yang melibatkan pengendalian atas orang lain, memiliki dampak pada orang dan
peristiwanya, dan menyebabkan pengakuan dan perhatian publik.
McClelland membedakan 2 bentuk
kebutuhan kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan “personal” adalah bersifat
eksploitatif dan melibatkan manipulasi demi gratifikasi personal. Tipe
kebutuhan kekuasaan ini tidak akan berhasil dalam manajemen. Sebaliknya,
kebutuhan akan kekuasaan “sosial” merupakan sisi kekuasaan positif. Kebutuhan
ini melibatkan penggunaan kekuasaan dengan cara yang bertanggung jawab secara
sosial, kebutuhan yang diarahkan kepada sasaran kelompok atau tujuan
organisasional bukannya kepada tujuan personal
Orang dengan kebutuhan afiliasi yang
tinggi akan mencari persahabatan, persetujuan sosial, dan memuaskan hubungan
antar personal. Acuan karyawan mereka melibatkan keinginan khusus dalam
karyawan yang melibatkan hubungan antar personal, karyawan yang memberikan
persahabatan, dan membawa persetujuan sosial. McClelland yakin bahwa pemimpin
yang tinggi kebutuhan berafiliasinya saja tidak bisa manjadi pemimpin yang
baik. Keinginan untuk persetujuan sosial dan persahabatan dapat menyulitkan
pembuatan keputusan manajerial. Eksekutif yang sukses, dalam pandangan McClelland,
kemungkinan memiliki kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan sosial yang lebih
besar daripada suatu kebutuhan berafiliasi yang
kuat.
Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
Teori
pengharapan menyatakan bahwa orang-orang termotivasi menjadi pemimpin karena
ingin mendapatkan imbalan yang mereka inginkan dan bahwa mereka percaya bahwa
mereka akan mempunyai peluang atau harapan yang masuk akal untuk meraihnya.
Teori motivasi ini menyatakan bahwa orang-orang akan termotivasi bekerja untuk
mendapatkan imbalan yang mereka inginkan . Individu diperkirakan akan menjadi
pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat :
- Suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha merka akan mengarah ke prestasi tinggi
- Suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan
- Hasil-hasil tersebut akan menjadi pada keadaan seimbang dan akan menjadi penarik efektif bagi mereka.
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi yang dibagi menjadi faktos internal
dan faktor eksternal. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri individu, antara lain, Persepsi
individu mengenai diri sendiri, seseorang termotivasi atau tidak
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk bertindak, Harga diri dan prestasi,
faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar
menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan
status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu
untuk berprestasi, Harapan, adanya harapan-harapan akan
masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan
dari perilaku, Kebutuhan, manusia dimotivasi oleh
kebutuhan untuk menjadikan dirinya berfungsi secara penuh, sehingga mampu
meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon
terhadap tekanan yang dialaminya, Kepuasan pemimpinan,
suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari suatu perilaku.
Faktor selanjutnya adalah faktor eksternal yang merupakan faktor yang
berasal dari luar diri individu, antara lain jenis dan sifat
pekerjaan, dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan
tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu
untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini
juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud, Kelompok pemimpinan
dimana individu bergabung, kelompok kerja atau organisasi tempat
dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu
dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi
ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial, Situasi lingkungan pada
umumnya, setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa
mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya, Sistem
imbalan yang diterima (dapat disebut reward), reward
merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh
seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah
laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai reward yang
lebih besar. Sistem pemberian reward dapat mendorong individu untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga
ketika tujuan tercapai maka akan timbul reward.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan demikian, ada korelasi antara teori prestasi dan teori
pengharapan dengan motivasi menjadi pemimpin karena orang-orang yang
berorientasi pada prestasi mempunyai kecenderungan untuk menetapkan
tujuan-tujuan prestasi yang layak dan mereka akan menjadikan prestasi tersebut
sebagai suatu kebutuhan. Sesuai teori dari McClelland yang dikenal dengan teori
kebutuhan untuk mencapai prestasi yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda,
sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Sedangkan teori
pengharapan menyatakan bahwa orang-orang termotivasi menjadi pemimpinan karena
ingin mendapatkan imbalan yang mereka inginkan dan percaya bahwa mereka akan mempunyai
peluang atau harapan yang masuk akal untuk meraihnya.
Daftar Pustaka
madarsana.blogspot.com/2012/10/teori-motivasi-mcclelland.htmlhttp://madarsana.blogspot.com
Schultz dan Schultz. 2005.
Theories of Personality
Tidak ada komentar:
Posting Komentar