General
Adaptation syndrome
Bila factor penyebab stress tidak
dapat diatasi dan factor penyebab tersebut terlalu besar maka reaksi tubuh
yaitu GAS mulai bekerja untuk melindungi individu agar dapat bertahan hidup.GAS
pada dasarnya merupakan reaksi fisiologis akibat rangsangan fisik dan
fsikososial.Bila individu terancam oleh stress,isyaratnya akan dikirim keotak
dan otak mengirim informasi ini ke hipotalamus sehingga system saraf otonom dan
endokrin terstimulasi.Akibatnya terjadi suatu perubahan fisiologis berupa
gejala dari system saraf otonom dan system endokrin.
Tahap
reksi waspada
Pada tahap ini dapat terlihat reksi psikologis”fight or flight syndrome” dan
reaksi fisiologis.Pad tahap ini individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos
pada stressor.Tanda fisik yang akan muncul adalah curah jantung yang
meningkat,peredaran darah cepat ,darah diferifer dan gastrointestinal mengalir
ke kepala yang terpengaruh,maka gejala stress akan mempengaruhi
denyut nadi,ketegangan otot.Pada saat yang sama,daya tahan tubuh
berkurang,bahkan bila stressor sangat besar atau kuat (mis.luka bakar
hebat,suhu yang terlalu panas/dingin),dapat menimbulkan kematian.
Tahap
melawan
Pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatasi
stressor ini.Tubuh berusaha menyeimbangkan proses fisiologis yang telah
dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali kekeadaan
normal dan pada waktu yang sama pula tubuh mencoba mengatasi
factor-faktor penyebab stress.apabila proses fisiologis telah teratasi
maka gejala-gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha
normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi.jika
stressor berjalan terus dan tidak dapat diatasi/ terkontrol maka ketahanan
tubuh untuk beradaptasi akan habis dan individu tidak akan sembuh.
Tahap
Kelelahan
Tahap ini terjadi karena ada suatu perpanjangan tahap awal stress yang
tubuh individu telah terbiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan individu
tersebut tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian yang
digambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuain diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri
colonel, bisul, kolistis. Tanpa ada usaha melawan, kelelehan bahkan kematian
dapat terjadi (sel ye,1956,1974).
Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama dalam waktu yang sangat lama
secara terus menerus,maka tubuh yang semula telah biasa menyesuaikan diri,akan
kehabisan energy untuk beradaptasi.Pada keadaan ini timbul kembali
tanda-tanda,namun pada tahap ini bersifat irreversible,individu akan
meningkat,Daya tahan yubuh terhadap suatustresor tidak dapat dianggap bertahan
selamanya,karena pada suatu saat energy untuk adaptasi itu akan habis.
Selye menunjukkan penelitian yang ekstensif pada suatu tempat percobaan buatan
yang terkontrol dengan binatang percobaan sebagai subyek.Dia menemukan akibat
fsikologis dengan stimulasi (rangsangan) fisik,seperti menghadapkan subyek
terhadap temperature panas atau dingin,kejutan listrik,injeksi zat
beracun,isolasi fisik dan luka beda.Sejak penerbitan hasil penelitiannya
,studi-studi lain telah mengungkapkan bahwa syndrome “ fight or
flight”gejalanya Nampak pada efek fsikologis atau rangsangan emosi
seperti juga pada rangsangan fisik,dan karenanya tubuh mungkin kehabisan energy
penyesuaiannya lebih cepat pada stress fisikologis dari pada penyakit fisik.
Mekanisme
stress-Adaptasi fisiologis
Tanda peringatan pertama dari rasa takut, marah, frustasi, trauma atau penyakit
pada tubuh pertama diterima oleh saraf sensoris yang disebut dengan organ
sensoris seperti mata, telinga, lidah dan kulit yang terletak dibagian luar
tubuh.Tanda-tanda peringatan ini diteruskan oleh saraf ke hipotalamus dan
korteks serebral. Hipotalamus terlibat karena organ ini mengontrol fungsi
otomatis seperti pemgatur suhu tubuh,keseimbangan cairan dan sekresi
hormone yang perannya sangat penting dalam memelihara homeostatis tubuh.
Korteks serebral terlibat dalam fungsi ini untuk meningkatkan kesadaran
seseorang terhadap stress yang dihadapinya agar individu dapat segera mengatasi
stress .
Kedua pusat dalam otak ini harus terlibat untuk dapat mengadakan reaksi
adaptasi terhadap stress baik secara fisiologis maupun psikologis.Kombinasi
kedua reaksi ini merupakan usaha tubuh untuk melindungi diri terhadap stress
dengan cara mengeluarkan tenaga cadangan yang diperlukan dalam beradaptasi.
Dalam tahap ini, semua sytem dalam organ dalam keadaan siaga dan siap untuk
bertempur atau melarika diri dari stress. Jantung bekerja lebih keras untuk
meningkatakan curah jantung dan meningkatkan kadar oksigen serta gizi yang
diperlukan untuk pengeluaran energi. Detak jantung bertambah cepat agar dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang diperlukan.Pembuluh darah meningkatkan
kontraksi untuk membantu kerja peredaran darah. Otot-otot berkontraksi sehingga
kaki tangan dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi tubuh
terhadap ancaman.Produksi keringat meningkat,sebagai hasil peningkatan suhu
tubuh yang dikeluarkan melalui mulut.
Hipotalamus merangsang system endokrin yang mengontrol kerja kelenjar
hipopisis.Reaksi ini menyebabkan peningkatan produksi hormon yang mempengaruhi
sebagian besar organ tubuh.Lobus posterior dari hipofisis mengeluarakan
ADH (antidiuretik hormone) yang dibawa melalui aliran darah keginjal, yang
merangsang ginjal mengeluarkan urine. Dengan cara ini volume darah meningkat
untuk membantu sirkulasi oksigen dan zat-zat makanan lain umtuk menghasilkan
energi. Sebagai akibat kerja ini tekanan darah meningkat. Lobus anterior
hipofisis juga menghasilkan beberapa macam hormone, salah satunya hormone tiroksin
yang merangsang tiroid untuk meningkatkan metabolism tubuh supaya lebih banyak
memproduksi energi yang langsung dapat dipakai.
Hormon lain adalah genetropin yang dapat merangsang pankreas memproduksi
glukogen yang merangsang hepar, otak, jaringan lemak untuk mengeluarkan energi
yang tersimpan disana. Dengan cara ini memungkunkan produksi energy lebih
banyak yang diperlukan selama reaksi stress. Kelenjar hipofisis duga
menyekresi hormone ACHT (adrenocorticotropic hormone ) yang merangsang
kelenjar adrenalin yang terletak diatas ginjal untuk menghasilkan hormone
tambahan yang menahan air keginjal dan meningkatkan volume
darah,pengeluaran energy yang tersimpan dalam hepar,otot,dan jaringan lemak .
Kelenjar adrenalin mengeluarkan hormone tambahan yang disebut adrenalin.
Adrenalin ini langsung bekerja ke berbagai organ tubuh, misalnya meningkatkan
kerja jantung, melebarkan pupil, meningkatkan pengeluaran keringat dan
menurunkan aktivitas gastrointestinal dan menyempitkan pembuluh darah. Efek
fsikologis adrenalin misalnya rasa marah dan rasa takut .Jika individu ini
dapat mengatasi stress, maka fungsi tubuh akan normal kembali tetapi bila gagal
maka stress akan berlangsung terus menerus sehingga persediaan tenaga
didalam tubuh akan habis dan individu tersebut menjadi kepayahan. Seorang
individu sering mengalami stress ,hingga terdapat perubahab fisiologis dalam
jangka waktu lama maka akan terjadi kerusakan yang menetap dalam tubuh .
Stres
Sebagai Suatu Peristiwa Lingkungan
Konsep kedua mengidentifikasikan stress sebagai “sesuatu”atau “peristiwa”yang
memicu respons fisiologis dan psikologis yang adaptif pada
individu.Peristiwa ini adalah salah satu yang menimbulkan perubahan dalam pola
hidup individu,yang memerlukan penyesuaian gaya hidup,dan menguras kemampuan
seseorang.Perubahan itu bisa berakibat positif seperti seseorang yang
berprestasi tinggi,atau negative misalnya dipecat dari pekerjaanya.Penekanan
disini adalah perubahan dari pola hidup individu yang telah mantap.
Stres
Sebagai transaksi Antara individu dan Lingkungan
Stres sebagai proses yang meliputi stressor dan strain dengan menambahkan
dimensi hubungan antara individu da lingkungan.Interaksi antara manusia dan
lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan
transaksional.Stres bukan hanya suatu proses ketika stimulus atau
sebuah respons saja,tetapi juga suatu proses ketika seseorang adalah
perantara (agent) yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui
strategi perilaku,kognitif dan emosional.
Individu akan memberikan reaksi stress yang berbeda pada stressor yang
sama.Sebagai contoh,bila mengamati prilaku orang dijalur lalu
lintas.Orang-orang yang terjebak dijalur lalu lintas dan terlambat datng
dipertemuan penting,tyerus menerus akan melihat jam tangannya,sementara orang
lain terlihat santai saja sambil menikmati music.
Dalam hal ini jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam mengartikan bahwa
timbulnya kesadaran stress merupakan proses yang kompleks dan dinamis.
Peristiwa
pencetus stress
Lazarus dan folkman (1984) mengidentifikasikan stress sebagai suatu hubungan
antara seseorang dan lingkungannya yang dianggapnya melampaui kemampuan dirinya
dan mengancam kesejataraan hidupnya .peristiwa yang mencetuskan stress
yaitu timbulnya suatu rangsangan dari lingkungan eksternal dan internal yang
dirasakan oleh individu melalui sikap tertentu.hal yang menentukan
apakah suatu hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan
stress bergantung pada penilaian kognitif individu tentang situasi. Penilaian
kognitif (cognitippe raisal) adalah suatu evaluasi individu terhadap
kepentingan pribadinya pada peristiwa atau kejadian. Suatu peristiwa
mencetuskan suatu respons pada individu dan respons tersebut dipengaruhi oleh
resepsi individu terhadap peristiwa tersebut.
Faktor
Prediposisi Stres
Berbagai jenis unsur mempengaruhi bagaimana seorang individu merasakan dan
merespons suatu peristiwa yang menimbulkan stress. faktor predisposisi ini,
sangat berperan dalam menentukan apakah suatu respons adaptif atau maladaptif.
Jenis factor prediposisi adalah pengaru genetif, pengalaman masa lalu, dan
kondisi saat ini.
Pengaruh genetif adalah keadaan kehidupan seseorang yang diperoleh dari
keturunan .sebagai contoh, termasuk riwayat kondisi psikologis dan fisik
keluarga (kekuatan dan kelemahannya)serta temperamen (karakteristik tingkah
laku pada saat lahir dan masa pertumbuhan). Pengalaman masa lalu adalah kejadian
- kejadian yang mennghasilkan suatu pola pembelajaran yang dapat mempengaruhi
respons penyesuaian individu, termasuk pengalaman sebelumnya terhadap tekanan
stress tersebut atau tekanan lainnya, mempelajari respon penanggulangan dan
tingkat penyesuaian pada tekanan stress sebelumnya.
Kondisi saat ini yang meliputi factor kerentanan yang mempengaruhi kesiapan
fisik,dan sumber - sumber social individu untuk menghadapi tuntunan
menyesuaikan diri (Murphy dan Moriaty,1976). Contohnya, termasuk status kondisi
kesehatan saat ini, motifasi, perkembangan kedewasaan, berat dan lamanya
stress, sumber keuangan dan pendidikan, umur, tersedianya strategi
penanggulangan saat ini dan system penunjang perawat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar