Cari Blog Ini

24 Juni 2013

General Adaptation syndrome? apa sihhh?



General Adaptation syndrome
            Bila factor penyebab stress tidak dapat diatasi dan factor penyebab tersebut terlalu besar maka reaksi tubuh yaitu GAS mulai bekerja untuk melindungi individu agar dapat bertahan hidup.GAS pada dasarnya merupakan reaksi fisiologis akibat rangsangan fisik dan fsikososial.Bila individu terancam oleh stress,isyaratnya akan dikirim keotak dan otak mengirim informasi ini ke hipotalamus sehingga system saraf otonom dan endokrin terstimulasi.Akibatnya terjadi suatu perubahan fisiologis berupa gejala dari system saraf otonom dan system endokrin.
Tahap reksi waspada
            Pada tahap ini dapat terlihat reksi psikologis”fight or flight syndrome” dan reaksi fisiologis.Pad tahap ini individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos pada stressor.Tanda fisik yang akan muncul adalah curah jantung yang meningkat,peredaran darah cepat ,darah diferifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala yang terpengaruh,maka gejala stress akan  mempengaruhi  denyut nadi,ketegangan otot.Pada saat yang sama,daya tahan tubuh berkurang,bahkan bila stressor sangat besar atau kuat (mis.luka bakar hebat,suhu yang terlalu panas/dingin),dapat menimbulkan kematian.
Tahap melawan
            Pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan  psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur  strategi untuk mengatasi stressor ini.Tubuh berusaha menyeimbangkan  proses fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali kekeadaan normal dan pada waktu yang sama  pula tubuh  mencoba mengatasi factor-faktor penyebab stress.apabila proses fisiologis  telah teratasi maka gejala-gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi.jika stressor berjalan terus dan tidak dapat diatasi/ terkontrol maka ketahanan tubuh untuk beradaptasi akan habis dan individu tidak akan sembuh.
Tahap Kelelahan
            Tahap ini terjadi karena ada suatu perpanjangan  tahap awal stress yang tubuh individu telah terbiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan individu tersebut tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian yang digambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuain  diri terhadap lingkungan seperti  sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri colonel, bisul, kolistis. Tanpa ada usaha melawan, kelelehan bahkan kematian dapat terjadi (sel ye,1956,1974).
            Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama dalam waktu yang sangat lama secara terus menerus,maka tubuh yang semula telah biasa menyesuaikan diri,akan kehabisan energy untuk beradaptasi.Pada keadaan ini timbul kembali tanda-tanda,namun pada tahap ini bersifat irreversible,individu akan meningkat,Daya tahan yubuh terhadap suatustresor tidak dapat dianggap bertahan selamanya,karena pada suatu saat energy untuk adaptasi itu akan habis.
            Selye menunjukkan penelitian yang ekstensif pada suatu tempat percobaan buatan yang terkontrol dengan binatang percobaan sebagai subyek.Dia menemukan akibat fsikologis dengan stimulasi (rangsangan) fisik,seperti menghadapkan subyek terhadap temperature panas atau dingin,kejutan listrik,injeksi zat beracun,isolasi fisik dan luka beda.Sejak penerbitan hasil penelitiannya ,studi-studi lain telah mengungkapkan bahwa syndrome “ fight or flight”gejalanya Nampak pada efek fsikologis atau rangsangan  emosi seperti juga pada rangsangan fisik,dan karenanya tubuh mungkin kehabisan energy penyesuaiannya lebih cepat pada stress fisikologis dari pada penyakit fisik.
Mekanisme stress-Adaptasi fisiologis
            Tanda peringatan pertama dari rasa takut, marah, frustasi, trauma atau penyakit pada tubuh pertama diterima oleh saraf sensoris yang disebut dengan organ sensoris seperti mata, telinga, lidah dan kulit yang terletak dibagian luar tubuh.Tanda-tanda peringatan ini diteruskan oleh saraf ke hipotalamus dan korteks serebral. Hipotalamus terlibat karena organ ini mengontrol fungsi otomatis seperti pemgatur suhu tubuh,keseimbangan cairan  dan sekresi hormone yang perannya sangat penting dalam memelihara homeostatis tubuh. Korteks serebral terlibat dalam fungsi ini untuk meningkatkan kesadaran seseorang terhadap stress yang dihadapinya agar individu dapat segera mengatasi stress .
            Kedua pusat dalam otak ini harus terlibat untuk dapat mengadakan reaksi adaptasi terhadap stress baik secara fisiologis maupun psikologis.Kombinasi kedua reaksi ini merupakan usaha tubuh untuk melindungi diri terhadap stress dengan cara mengeluarkan tenaga cadangan yang diperlukan dalam beradaptasi.
            Dalam tahap ini, semua sytem dalam organ dalam keadaan siaga dan siap untuk bertempur atau melarika diri dari stress. Jantung bekerja lebih keras untuk meningkatakan curah jantung dan meningkatkan kadar oksigen serta gizi yang diperlukan untuk pengeluaran energi. Detak jantung bertambah cepat agar dapat meningkatkan jumlah oksigen yang diperlukan.Pembuluh darah meningkatkan kontraksi untuk membantu kerja peredaran darah. Otot-otot berkontraksi sehingga kaki tangan dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi tubuh terhadap ancaman.Produksi keringat meningkat,sebagai hasil peningkatan suhu tubuh yang dikeluarkan melalui mulut.
            Hipotalamus merangsang system endokrin yang mengontrol kerja kelenjar hipopisis.Reaksi ini menyebabkan peningkatan produksi hormon yang mempengaruhi sebagian besar organ tubuh.Lobus posterior dari hipofisis  mengeluarakan ADH (antidiuretik hormone) yang dibawa melalui aliran darah keginjal, yang merangsang ginjal mengeluarkan urine. Dengan cara ini volume darah meningkat untuk membantu sirkulasi oksigen dan zat-zat makanan lain umtuk menghasilkan energi. Sebagai akibat kerja ini tekanan darah meningkat. Lobus  anterior hipofisis juga menghasilkan beberapa macam hormone, salah satunya hormone tiroksin yang merangsang tiroid untuk meningkatkan metabolism tubuh supaya lebih banyak memproduksi energi yang langsung dapat dipakai.
            Hormon lain adalah genetropin yang dapat merangsang pankreas  memproduksi glukogen yang merangsang hepar, otak, jaringan lemak untuk mengeluarkan energi yang tersimpan disana. Dengan cara ini memungkunkan produksi energy lebih banyak yang diperlukan selama reaksi stress. Kelenjar hipofisis duga menyekresi  hormone ACHT (adrenocorticotropic hormone ) yang merangsang kelenjar adrenalin yang terletak diatas ginjal untuk menghasilkan hormone tambahan yang menahan air keginjal dan meningkatkan  volume darah,pengeluaran energy yang tersimpan dalam hepar,otot,dan jaringan lemak .
            Kelenjar adrenalin mengeluarkan hormone tambahan yang disebut adrenalin. Adrenalin ini langsung bekerja ke berbagai organ tubuh, misalnya meningkatkan kerja jantung, melebarkan pupil, meningkatkan pengeluaran keringat  dan menurunkan aktivitas gastrointestinal dan menyempitkan pembuluh darah. Efek fsikologis adrenalin misalnya rasa marah dan rasa takut .Jika individu ini dapat mengatasi stress, maka fungsi tubuh akan normal kembali tetapi bila gagal maka stress akan  berlangsung terus menerus sehingga persediaan tenaga didalam tubuh  akan habis dan individu tersebut menjadi kepayahan. Seorang individu sering mengalami stress ,hingga terdapat perubahab fisiologis dalam jangka waktu lama maka akan terjadi kerusakan yang menetap dalam tubuh .

Stres Sebagai Suatu Peristiwa Lingkungan
            Konsep kedua mengidentifikasikan stress sebagai “sesuatu”atau “peristiwa”yang memicu respons  fisiologis dan psikologis yang adaptif pada individu.Peristiwa ini adalah salah satu yang menimbulkan perubahan dalam pola hidup individu,yang memerlukan penyesuaian gaya hidup,dan menguras kemampuan seseorang.Perubahan itu bisa berakibat positif seperti seseorang yang berprestasi tinggi,atau negative misalnya dipecat dari pekerjaanya.Penekanan disini adalah perubahan dari pola hidup individu yang telah mantap.
Stres Sebagai transaksi Antara individu dan Lingkungan
            Stres sebagai proses  yang meliputi stressor dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan antara individu da lingkungan.Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional.Stres bukan hanya suatu proses ketika  stimulus atau sebuah  respons saja,tetapi juga suatu proses ketika seseorang adalah perantara  (agent) yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku,kognitif dan emosional.
            Individu akan memberikan  reaksi stress yang berbeda pada stressor yang sama.Sebagai contoh,bila mengamati prilaku orang dijalur lalu lintas.Orang-orang yang terjebak dijalur lalu lintas dan terlambat datng dipertemuan penting,tyerus menerus akan melihat jam tangannya,sementara orang lain terlihat santai saja sambil menikmati music.
            Dalam hal ini jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam mengartikan bahwa timbulnya kesadaran stress merupakan proses yang kompleks dan dinamis.
Peristiwa pencetus stress
            Lazarus dan folkman (1984) mengidentifikasikan stress sebagai suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggapnya melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejataraan hidupnya .peristiwa yang mencetuskan  stress yaitu timbulnya suatu rangsangan dari lingkungan eksternal dan internal yang dirasakan  oleh individu  melalui sikap tertentu.hal yang menentukan apakah suatu hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan stress bergantung pada penilaian kognitif individu tentang situasi. Penilaian kognitif (cognitippe raisal) adalah suatu evaluasi individu terhadap kepentingan pribadinya pada peristiwa atau kejadian. Suatu peristiwa mencetuskan suatu respons pada individu dan respons tersebut dipengaruhi oleh resepsi individu terhadap peristiwa tersebut.

Faktor Prediposisi Stres
            Berbagai jenis unsur mempengaruhi bagaimana seorang individu merasakan dan merespons suatu peristiwa yang menimbulkan stress. faktor predisposisi ini, sangat berperan dalam menentukan apakah suatu respons adaptif atau maladaptif. Jenis factor prediposisi adalah pengaru genetif, pengalaman masa lalu, dan kondisi saat ini.
            Pengaruh genetif adalah keadaan kehidupan seseorang  yang diperoleh dari keturunan .sebagai contoh, termasuk riwayat  kondisi psikologis dan fisik keluarga (kekuatan dan kelemahannya)serta temperamen (karakteristik tingkah laku pada saat lahir dan masa pertumbuhan). Pengalaman masa lalu adalah kejadian - kejadian yang mennghasilkan suatu pola pembelajaran yang dapat mempengaruhi respons penyesuaian individu, termasuk pengalaman sebelumnya terhadap tekanan stress tersebut atau tekanan lainnya, mempelajari respon penanggulangan dan tingkat penyesuaian pada tekanan stress sebelumnya.
            Kondisi saat ini yang meliputi factor kerentanan yang mempengaruhi kesiapan fisik,dan sumber - sumber social individu untuk menghadapi tuntunan menyesuaikan diri (Murphy dan Moriaty,1976). Contohnya, termasuk status kondisi kesehatan saat ini, motifasi, perkembangan kedewasaan, berat dan lamanya stress, sumber keuangan dan pendidikan, umur, tersedianya strategi penanggulangan saat ini dan system  penunjang perawat lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar