Cari Blog Ini

27 Juni 2013

Hujan Ohh Hujan :)



MENUNDA HUJAN ATAU MENURUNKAN HUJAN DENGAN ENERGI PRANA
Energi Prana merupakan berkah dan rasa cinta Tuhan Yang Maha Khalik Semesta Alam, kepada kehidupan semua makhluk di alam raya, khususnya manusia. Energi Prana merupakan energi yang berkaitan erat dengan lingkungan hidup, dan berlimpah tersedia di mana-mana. Tuhan memberikan energi dalam sumber yang beraneka ragamnya. Ada yang berasal dari matahari atau prana matahari; demikian pula energi prana yang terkandung di udara atau yang disebut dengan butir-butir vitalitas udara. Juga Prana yang berasal dari bumi atau butir-butir vitalitas bumi. Selain itu, masih ada pula sumber-sumber energi prana yang bersifat tidak permanen, namun masih bisa memberikan dayanya, akibat dari sangat kuat dan banyaknya menyerap prana matahari, udara dan bumi. Sebagai contoh pohon yang tua, sehat dan besar, kemudian air yang mengalir, makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar. Juga tempat-tempat tertentu di mana banyak orang berdoa atau berhubungan dengan Sang Pencipta. Demikian pula tempat-tempat yang terbentuk oleh alam seperti gunung, lembah dan hutan rekreasi yang subur, sangat terasakan besar energi prananya. Namun sebaliknya terdapat pula tempat-tempat yang kurang baik atau sangat sedikit energi Prananya, bahkan banyak energi kotor yang mudah mengkontaminasi lingkungan sekitarnya, sebagai contoh: rumah sakit, pabrik yang penuh polusi, kamar jenasah, kuburan, tempat di atas septiktank dan lainnya.
Dilihat dari waktunya, maka Prana akan terpancar banyak sekali dan berlimpah pada siang hari, sebaliknya habis tengah malam antara jam jam 02.00, 03.00 sampai jam 04.00, energi prana udara sangat rendah, sehingga orang sulit sekali untuk bangun. Mereka memperebutkan prana yang sangat tipis pada jam-jam itu dengan menggunakan pernapasan perut yang panjang, sama seperti kita kalau bernafas menghisap energi prana. Setelah jam 05.00, mereka bangun bersyukur kepada Tuhan dengan doa pagi atau subuh karena telah berhasil tetap hidup. Mereka semua mendapat energi vital dan siap melanjutkan kehidupan hari baru yang penuh energi vital bumi, udara dan prana matahari di siang hari.
Apabila mendung gelap, atau musim hujan yang berkepanjangan, dapat dipastikan merupakan hari-hari yang sangat sedikit energi Prananya. Hujan yang terus-terusan, mendung dan banjir tentu banyak orang kekurangan energi Prana lalu mudah sakit. Bisa kita rasakan langit dan udara yang biasa cerah sedang menderita dan prihatin, cahaya matahari ditutup awan-awan gelap yang menggelantung. Prana udara kacau terkontaminasi uap air, hingga kelembaban udara tinggi, prana bumi tergenangi air. Fenomena alam ini tentu mengusik kita sebagai Pranawan untuk meresponnya.
Konsep Pengetahuan Prana untuk Fenomena Hujan
Beberapa konsep yang telah dipertimbangkan, sehingga dapat ditemukannya teknik penggunaan energi Prana untuk mengalihkan, menunda, menghentikan atau bahkan menurunkan hujan, sesuai dengan kebutuhan, adalah sebagai berikut:
  • Yang memiliki fenomena alam berupa angin, hujan atau panas dan gempa bumi adalah Yang Maha Pencipta Semesta Alam .
  • Prana berwarna mempunyai kegunaan sendiri-sendiri, sehingga dalam teknik aplikasinya, jenis warna harus tidak boleh keliru.
  • Bahwa langit yang mendung dan hujan yang terus-menerus, menyebabkan prana di udara sangat berkurang sekali
  • Energi Prana mengikuti pikiran, sehingga bisa diarahkan dan diprogram sesuai keinginan dan kebutuhan dengan perkenan-Nya
  • Untuk menunda atau mengalihkan hujan dan menurunkan hujan, energi Prana memerlukan satuan waktu yang cukup dan kumulatif
  • Prana merupakan Ilmu Pengetahuan dan Seni, sehingga dalam penerapannya perlu memadukan kedua aspek tersebut.
  • Peraturan emas tetap berlaku, walaupun sifatnya sangat sederhana.
Berdasarkan konsep tersebut, maka yang paling utama dan pertama kali adalah bagaimana agar dalam melakukan praktik ini harus selalu kepada si Empunya Alam Semesta. Kemudian mempertimbangkan dan meneliti apakah ada pihak-pihak yang dirugikan seandainya harus turun hujan atau panas, karena peraturan emas tetap berlaku.
Programkan kapan harus berhenti dan kapan harus turun hujan dengan mempertimbangkan bahwa untuk dapat berhenti dari hujan umumnya lebih cepat. Untuk program segera turun hujan pada musim kemarau atau pada cuaca yang cerah, membutuhkan durasi waktu untuk mengumpulkan kelembaban yang cukup. Namun pengalaman kami, kadang pada cuaca yang cerah dapat segera hujan turun dengan deras sesuai program kita. Dalam kaitan itu tidak lagi melalui pendekatan ilmu dan teknik saja, melainkan pendekatan seni perlu dilakukan juga.
Pendekatan seni yang kami maksudkan, adalah keyakinan kita akan kemanjuran aplikasi menolak, atau menunda dan menurunkan hujan ini. Keragu-raguan merupakan penghambatan program pula, karena energi mengikuti pikiran. Pendekatan seni lain adalah visualisasi dan kapan harus berhenti memberi energi .
Teknik Terapan dengan Tenaga Prana
Setelah mengerti dan memahami konsep tenaga Prana yang digunakan untuk menunda, mengalihkan ataupun menarik turun hujan, maka barulah kita dapat menggunakan teknik dan memilih energi Prana mana yang paling cocok untuk menanggapi fenomena hujan dan cuaca panas itu.
Penggunaan teknik ini, mengambil metoda dan konsep Penggunaan Tenaga Prana tingkat Lanjut, yang telah dirancang oleh Master Choa Kok Sui yang kita cintai dan telah kita rasakan manfaatnya.
TEKNIK MENUNDA ATAU MEMINDAHKAN HUJAN
TEKNIK MENDATANGKAN HUJAN
Namun bukan berarti teknik tingkat dasar yang masih menggunakan Prana Putih, tidak layak digunakan. Hanya saja demi efektivitas. Kemampuan tingkat visualisasi dan kemampuan kontemplasi mempergunakan prana warna pada pranawan tingkat dasar belum sepenuhnya diajarkan.
Penutup

Dengan menerapkan teknik mengalihkan atau menunda hujan atau sebaliknya menarik turun hujan pada tempat yang memerlukan, maka sebenarnya kita telah merasakan berkat Tuhan Semesta Alam.
Bukan pada tempatnya untuk memamerkan Ilmu dan Seni menolak dan menurunkan hujan dengan tenaga Prana semata-mata untuk bermain-main. Hal itu sama saja dengan mempermainkan Khalik Semesta Alam. Oleh sebab itu hanya Anda yang bijak saja yang akan merasakan manfaat ini.
Makalah yang sangat menarik ini telah dimuat di MediaPrana no. 7, September 1999. Dan sudah ditampilkan dalam Konvensi Penyembuh Prana Nasional I di Jakarta tahun 2000, Konvensi Penyembuh Prana Dunia di Bali tahun 2002, Sarasehan Penyembuh Prana Nasional di Salatiga tahun 2006, dan sekarang sekali lagi dimuat dengan lebih lengkap blog ini. Bagi yang sudah berhasil melakukannya dengan sukses, silahkan mengirimkan kisah keberhasilannya ke redaksi MediaPrana.
Semoga bermanfaat dan salam Prana!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar