MENUNDA HUJAN ATAU MENURUNKAN HUJAN DENGAN ENERGI PRANA
Energi
Prana merupakan berkah dan rasa cinta Tuhan Yang Maha Khalik Semesta Alam,
kepada kehidupan semua makhluk di alam raya, khususnya manusia. Energi Prana
merupakan energi yang berkaitan erat dengan lingkungan hidup, dan berlimpah
tersedia di mana-mana. Tuhan memberikan energi dalam sumber yang beraneka
ragamnya. Ada yang berasal dari matahari atau prana matahari; demikian pula
energi prana yang terkandung di udara atau yang disebut dengan butir-butir
vitalitas udara. Juga Prana yang berasal dari bumi atau butir-butir vitalitas
bumi. Selain itu, masih ada pula sumber-sumber energi prana yang bersifat tidak
permanen, namun masih bisa memberikan dayanya, akibat dari sangat kuat dan
banyaknya menyerap prana matahari, udara dan bumi. Sebagai contoh pohon yang
tua, sehat dan besar, kemudian air yang mengalir, makanan, sayur-sayuran dan
buah-buahan yang segar. Juga tempat-tempat tertentu di mana banyak orang berdoa
atau berhubungan dengan Sang Pencipta. Demikian pula tempat-tempat yang
terbentuk oleh alam seperti gunung, lembah dan hutan rekreasi yang subur,
sangat terasakan besar energi prananya. Namun sebaliknya terdapat pula
tempat-tempat yang kurang baik atau sangat sedikit energi Prananya, bahkan
banyak energi kotor yang mudah mengkontaminasi lingkungan sekitarnya, sebagai
contoh: rumah sakit, pabrik yang penuh polusi, kamar jenasah, kuburan, tempat
di atas septiktank dan lainnya.
Dilihat
dari waktunya, maka Prana akan terpancar banyak sekali dan berlimpah pada siang
hari, sebaliknya habis tengah malam antara jam jam 02.00, 03.00 sampai jam
04.00, energi prana udara sangat rendah, sehingga orang sulit sekali untuk
bangun. Mereka memperebutkan prana yang sangat tipis pada jam-jam itu dengan
menggunakan pernapasan perut yang panjang, sama seperti kita kalau bernafas
menghisap energi prana. Setelah jam 05.00, mereka bangun bersyukur kepada Tuhan
dengan doa pagi atau subuh karena telah berhasil tetap hidup. Mereka semua
mendapat energi vital dan siap melanjutkan kehidupan hari baru yang penuh
energi vital bumi, udara dan prana matahari di siang hari.
Apabila mendung gelap, atau musim hujan yang berkepanjangan, dapat dipastikan merupakan hari-hari yang sangat sedikit energi Prananya. Hujan yang terus-terusan, mendung dan banjir tentu banyak orang kekurangan energi Prana lalu mudah sakit. Bisa kita rasakan langit dan udara yang biasa cerah sedang menderita dan prihatin, cahaya matahari ditutup awan-awan gelap yang menggelantung. Prana udara kacau terkontaminasi uap air, hingga kelembaban udara tinggi, prana bumi tergenangi air. Fenomena alam ini tentu mengusik kita sebagai Pranawan untuk meresponnya.
Apabila mendung gelap, atau musim hujan yang berkepanjangan, dapat dipastikan merupakan hari-hari yang sangat sedikit energi Prananya. Hujan yang terus-terusan, mendung dan banjir tentu banyak orang kekurangan energi Prana lalu mudah sakit. Bisa kita rasakan langit dan udara yang biasa cerah sedang menderita dan prihatin, cahaya matahari ditutup awan-awan gelap yang menggelantung. Prana udara kacau terkontaminasi uap air, hingga kelembaban udara tinggi, prana bumi tergenangi air. Fenomena alam ini tentu mengusik kita sebagai Pranawan untuk meresponnya.
Konsep Pengetahuan Prana untuk Fenomena Hujan
Beberapa
konsep yang telah dipertimbangkan, sehingga dapat ditemukannya teknik
penggunaan energi Prana untuk mengalihkan, menunda, menghentikan atau bahkan
menurunkan hujan, sesuai dengan kebutuhan, adalah sebagai berikut:
- Yang memiliki fenomena alam berupa angin, hujan atau panas dan gempa bumi adalah Yang Maha Pencipta Semesta Alam .
- Prana berwarna mempunyai kegunaan sendiri-sendiri, sehingga dalam teknik aplikasinya, jenis warna harus tidak boleh keliru.
- Bahwa langit yang mendung dan hujan yang terus-menerus, menyebabkan prana di udara sangat berkurang sekali
- Energi Prana mengikuti pikiran, sehingga bisa diarahkan dan diprogram sesuai keinginan dan kebutuhan dengan perkenan-Nya
- Untuk menunda atau mengalihkan hujan dan menurunkan hujan, energi Prana memerlukan satuan waktu yang cukup dan kumulatif
- Prana merupakan Ilmu Pengetahuan dan Seni, sehingga dalam penerapannya perlu memadukan kedua aspek tersebut.
- Peraturan emas tetap berlaku, walaupun sifatnya sangat sederhana.
Berdasarkan
konsep tersebut, maka yang paling utama dan pertama kali adalah bagaimana agar
dalam melakukan praktik ini harus selalu kepada si Empunya Alam Semesta.
Kemudian mempertimbangkan dan meneliti apakah ada pihak-pihak yang dirugikan
seandainya harus turun hujan atau panas, karena peraturan emas tetap berlaku.
Programkan
kapan harus berhenti dan kapan harus turun hujan dengan mempertimbangkan bahwa
untuk dapat berhenti dari hujan umumnya lebih cepat. Untuk program segera turun
hujan pada musim kemarau atau pada cuaca yang cerah, membutuhkan durasi waktu
untuk mengumpulkan kelembaban yang cukup. Namun pengalaman kami, kadang pada
cuaca yang cerah dapat segera hujan turun dengan deras sesuai program kita.
Dalam kaitan itu tidak lagi melalui pendekatan ilmu dan teknik saja, melainkan pendekatan
seni perlu dilakukan juga.
Pendekatan
seni yang kami maksudkan, adalah keyakinan kita akan kemanjuran aplikasi
menolak, atau menunda dan menurunkan hujan ini. Keragu-raguan merupakan
penghambatan program pula, karena energi mengikuti pikiran. Pendekatan seni
lain adalah visualisasi dan kapan harus berhenti memberi energi .
Teknik Terapan dengan Tenaga Prana
Setelah
mengerti dan memahami konsep tenaga Prana yang digunakan untuk menunda,
mengalihkan ataupun menarik turun hujan, maka barulah kita dapat menggunakan
teknik dan memilih energi Prana mana yang paling cocok untuk menanggapi
fenomena hujan dan cuaca panas itu.
Penggunaan
teknik ini, mengambil metoda dan konsep Penggunaan Tenaga Prana tingkat Lanjut,
yang telah dirancang oleh Master Choa Kok Sui yang kita cintai dan telah kita
rasakan manfaatnya.
TEKNIK MENUNDA ATAU MEMINDAHKAN HUJAN
TEKNIK MENDATANGKAN HUJAN
Namun
bukan berarti teknik tingkat dasar yang masih menggunakan Prana Putih, tidak
layak digunakan. Hanya saja demi efektivitas. Kemampuan tingkat visualisasi dan
kemampuan kontemplasi mempergunakan prana warna pada pranawan tingkat dasar
belum sepenuhnya diajarkan.
Penutup
Dengan
menerapkan teknik mengalihkan atau menunda hujan atau sebaliknya menarik turun
hujan pada tempat yang memerlukan, maka sebenarnya kita telah merasakan berkat
Tuhan Semesta Alam.
Bukan pada tempatnya untuk memamerkan Ilmu dan Seni menolak dan menurunkan hujan dengan tenaga Prana semata-mata untuk bermain-main. Hal itu sama saja dengan mempermainkan Khalik Semesta Alam. Oleh sebab itu hanya Anda yang bijak saja yang akan merasakan manfaat ini.
Bukan pada tempatnya untuk memamerkan Ilmu dan Seni menolak dan menurunkan hujan dengan tenaga Prana semata-mata untuk bermain-main. Hal itu sama saja dengan mempermainkan Khalik Semesta Alam. Oleh sebab itu hanya Anda yang bijak saja yang akan merasakan manfaat ini.
Makalah
yang sangat menarik ini telah dimuat di MediaPrana no. 7, September 1999. Dan
sudah ditampilkan dalam Konvensi Penyembuh Prana Nasional I di Jakarta tahun
2000, Konvensi Penyembuh Prana Dunia di Bali tahun 2002, Sarasehan Penyembuh
Prana Nasional di Salatiga tahun 2006, dan sekarang sekali lagi dimuat dengan
lebih lengkap blog ini. Bagi yang sudah berhasil melakukannya dengan sukses,
silahkan mengirimkan kisah keberhasilannya ke redaksi MediaPrana.
Semoga bermanfaat dan salam Prana!
Semoga bermanfaat dan salam Prana!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar