Cari Blog Ini

24 Juni 2013

Vonis Dokter kepada Pasiennya. Akan merubah Perilaku Kepribadiannya....



Seperti yang pernah dikatakan oleh ahli filosofi Plato, “Tidak ada gunanya mengobati badan tanpa mengobati fikirannya”. Pemikiran ini sangat mengena terutama pada para pasien penyakit berat, termasuk didalamnya pasien kanker. Badan yang sakit akan mempengaruhi fikiran dan sebaliknya juga demikian. Badan yang sehat juga akan berpengaruh menyehatkan fikiran dan demikian juga sebaliknya.
Description: http://www.rsi.co.id/images/content/percakapan%20terakhir%20kanker.jpg

Ilmu pengetahuan juga membuktikan bahwa kondisi emosional seseorang akan mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh manusia. Orang yang berada pada tingkat emosional yang rapuh akan lebih cepat tertularkan penyakit, karena tingkat kekebalan tubuhnya menurun akibat kondisi emosi yang buruk tadi. Kondisi emosi yang positif, penuh pengharapan, akan meningkatkan daya tahan tubuh kita, sedangkan sikap negatif, takut, dan pasrah, akan menurunkan daya kekebalan tubuh.

Perubahan kondisi emosi ini akan diteruskan didalam rangkaian proses biokimia di dalam badan kita. Hal yang sebaliknya juga terjadi, di mana perbaikan sel-sel ditubuh kita akan juga dapat memperbaiki tingkat emosional dan fikiran kita. Dengan pemahaman diatas, pengobatan yang menyeluruh adalah merupakan cara penyembuhan yang perlu diupayakan, di mana keduanya diperbaiki dalam waktu yang bersamaan.

Untuk itu pemahaman akan kondisi psikis yang terjadi bagi penderita penyakit berat ini perlu diketahui, bukan saja oleh para penderita, tetapi juga bagi keluarga, orang disekelilingnya dan tim kesehatan  atau orang yang turut membantu penyembuhan pasien ini.

BAGAIMANA CARA MENGHADAPI HAL INI?

Fakta bahwa sebagian besar kanker dapat disembuhkan baik dengan operasi, khemoterapi, radioterapi, terapi hormonal maupun terapi target spesifik perlu diketahui pasien. Pada saat yang sama juga diharapkan pasien dapat memperbaiki kondisi fisiknya dengan mengkonsumsi nutrisi yang baik dan maksimal, mengkonsumsi bahan bahan  atau obat penyembuh dan sebaliknya sudah menghindari sumber atau potensi penyakit yang diidapnya berupa lingkungan yang tidak sehat, nutrisi yang toxic dsb, sehingga proses penyembuhan terjadi secara parallel antara fisik dan psikis.

Depresi yang cukup parah juga dapat  terjadi pada kurang lebih 25% pasien kanker, menimbulkan penderitaan yang lebih berat, memperlemah fungsi organ-organ tubuh, dan pada gilirannya mengacaukan jadwal pengobatan.
Yang perlu dilakukan adalah mencermati kalau-kalau muncul gejala depresi seperti yang tercantum di bawah. Jika memang ada dan tidak hilang dalam waktu dua minggu, bicarakanlah dengan dokter yang merawat Anda. Dokter akan memberikan obat antidepresan, konseling, terkadang juga terapi lain.
Gejala Yang Harus Dicermati:
  • Perasaan sedih dan kosong sepanjang hari.
  • Kehilangan minat/kegembiraan melakukan hal-hal yang pernah disenangi.
  • Gangguan pola makan (kehilangan selera atau justru makan berlebihan), atau perubahan berat badan yang cukup mencolok.
  • Gangguan pola tidur (sulit tidur, mudah terbangun, atau tidur berlebihan).
  • Tampak kuyu dan gerak-geriknya semakin lamban.
  • Perasaan letih dan lemah setiap hari.
  • Perasaan bersalah, tak berharga, dan tak berdaya.
  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat sesuatu, atau mengambil keputusan.
  • Pemikiran ke arah kematian atau bunuh diri.
  • Perubahan mood yang ekstrim, dari depresi menjadi kemarahan atau sangat bersemangat.
Saran untuk Pasien :
  • Membicarakan perasaan-perasaan atau ketakutan-ketakutan yang ada. Merasa sedih atau frustrasi itu normal kok.
  • Saling mendengarkan dengan sungguh-sungguh, dan memutuskan bersama apa yang bisa dilakukan untuk saling meringankan.
  • Mendorong, tetapi bukan memaksa, untuk saling bersikap terbuka.
  • Mencari bantuan melalui konseling atau support group.
  • Berdoa, bermeditasi, atau melakukan upaya spiritual lain.
  • Melakukan relaksasi beberapa kali sehari. Pejamkan mata, tarik nafas dalam-dalam, pusatkan perhatian pada bagian-bagian tubuh, lemaskan mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala. Bayangkan  berada di tempat yang sangat menyenangkan dan sangat kita  sukai.
  • Membicarakannya dengan dokter yang merawat Anda, psikolog, psikiater, atau penasehat spiritual.
Saran  Untuk Pendamping:
  • Mengajak penderita mengungkapkan perasaan-perasaan maupun apa yang dipikirkannya, tetapi jangan memaksa.
  • Dengarkan pembicaraannya baik-baik. Boleh saja memberikan komentar atau menyatakan pendapat lain, tetapi jangan menghakimi.
  • Hindari menyuruhnya secara langsung untuk “bergembira” saat ia sedang merasa tertekan atau sangat sedih.
  • Putuskan bersama apa yang bisa dilakukan untuk membuat situasinya lebih baik.
  • Jangan mengajaknya beradu argumen jika ketakutan, kegelisahan, atau depresinya cukup parah. Lebih baik ajaklah ke dokter atau berikan bantuan lain.
  • Libatkan pasien  dalam aktivitas sehari-hari yang bisa dinikmatinya.
  • Jika pasien  minum obat antidepresan, doronglah ia terus meminumnya sampai kondisinya membaik, biasanya perlu waktu 2-4 minggu, atau bantulah mencari alternatif pengobatan lain jika kondisinya tidak kunjung membaik.
  • Pendamping juga bisa mengalami depresi. Jadi semua saran di atas berlaku juga untuk pendamping atau keluarga.
Keyakinan pasien yang kuat untuk sembuh, terapi  medis, gizi yang baik, dukungan keluarga dan tentu saja keyakinan agama serta dukungan  dari tim kesehatan yang merawatnya akan memperkuat daya tahan tubuh pasien untuk mencapai kesembuhan.
Ada beberapa terapi yang dilakukan untuk mengurangi hal ini yang dilakukan oleh terapis2 handal J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar